“Mulai bahagia dengan sekitar..”
—
Siang itu angin berhembus membuat daun sedikit bergoyang, matahari di siang hari sama seperti biasa, tidak ada hal luar biasa yang membuat diriku mengukir cerita di buku harian yang biasa aku bawa kemanapun aku pergi. Ku sandarkan punggung ku di bangku taman kota yang terlihat tua dan tak terurus keindahan catnya.
Ku pandang seluruh bagian taman kota hingga ku ulang karena tak menemukan hal yang ku inginkan. Seperti biasa aku membeli ice cream yang menjadi andalan taman kota ku ini untuk membuang kejenuhan yang ada dalam pikiranku. Ku sapu lagi pandangan ku di taman kota dengan lamat-lamat, hingga mata ku terikat pada satu pemandangan yang seketika mengembalikan memori ku.
Hari itu tepatnya satu tahun setelah kepergian bapak ku (setelah ibu ku) yang sedang melakukan perjalanan dinas. Hingga peristiwa itu tiba bapak ku dan penumpang pesawat lainnya tak dapat menghindari untuk memperpanjang umurnya. Perjalanan dinas ayah ku menuju Solo dengan menggunakan pesawat, baru saja satu jam lepas landas pesawat yang ditumpangi kedua orang tua ku mengalami kehilangan kendali. Berita kecelakaan pesawat itu menjadi tranding topic dalam beberapa hari di berbagai media. Saat itu aku sedang presentasi di seminar skirpsi ku, tak ada satu pun yang mengabari ku tentang hal ini. Hingga aku sendiri yang mengetahuinya melalui breaking news di sebuat televisi.
Cukup sudah kenangan itu terkubur dalam hati, hanya doa yang terus kupanjatkan bersama kebaikan demi orang tua ku. Aku anak semata wayang dari kedua orang tua ku. Sekarang aku tinggal bersama nenek dan kakek dari keluarga ibu ku di Bandung. Mereka sangat menyayangi ku seperti orang tua ku dulu. Nenek ku selalu berpesan “berbuat baik lah pada siapapun, karena suatu saat kebaikan itu yang akan menolong mu”. Aku selalu ingat pesan nenek, kebaikan itu akan menjadi rantai, rantai kebaikan bagi pemberi, penerima dan seterusnya. Aku sangat menyayangi nenek dan kakek ku, walaupun mereka tergolong orang kaya, tapi tak satu kalimat kesombongan yang keluar dari mulut mereka. Selain kebaikan, kesederhanaan adalah hal yang selalu diterapkan setiap hari oleh mereka kepada paman, cucu, dan para pegawainya. Nenek dan kakek memiliki dua orang anak, yaitu ibu dan paman ku. Pamanku berada di Kalimantan, mengurus usaha yang mulai dirintisnya sejak paman lulus kuliah, aku sangat kagum dengan paman ku ini. Bekerja keras, ulet, tekun beribadah, dan satu lagi, selalu sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Paman ku memiliki tiga orang anak dan mereka semua tinggal di Kalimantan bersama keluarga dari istrinya.
Pandangan itu di taman kota meningatkan ku pada seseorang yang pernah diperkenalkan paman ketika pemakaman orang tua ku. Sosok pria yang sangat menyukai anak-anak, bermain bersama anak-anak tetangga rumah..